Siapa sangka.... dan tak disangka- sangka.... duhh bahasanya ribet banget sihhh
Semua berawal saat badan ini rasanya gak enak banget, dan kayaknya masuk angin, badan lemah letih dan lesu, tidak bertenaga... akhirnya kepikiran buat urut badan, pasti enak nih....
Dan alhamdulillah, si Nyai lagi gak ada orderan ngurut, jadi bisa dateng kerumah buat ngurut.
Prosesi mengurut pun dimulai, awalnya masih obrolan standar seputar kegiatan nyai, kabar cucunya dsb, gak terasa kalo ngobrol sama nyai semua hal bisa diobrolin. Terkadang heran deh sama tukang urut, kenapa yaa mereka itu enak banget diajak ngobrol, mungkin itu salah satu kelebihannya yaa, karena sambil diurut bisa sekalian curhat, jadi gak cuma badan yang relax, pikiran pun jadi santai, sungguh suatu teori yang tidak ilmiah dan sangat aneh... hehehe.
Akhirnya setelah beberapa ngobrol ngalor ngidul, ngiri nganan ( emang ada..), sampailah pada suatu percakapan yang mengesankan buat saya.
Kata Nyai " sebagai seorang istri harus bisa jadi pendaringan buat suami,"
Ungkapan yang sering saya denger karena ibu saya pun sering ngomong begitu,
buat pancingan saya bilang " maksudnya apa nyai...?
Kata Nyai " Istri itu harus bisa mengatur, mengolah dan menyisihkan pendapatan dari suami,"
Ehem secara teori emang gitu khan tapi aplikasinya susah banget.
Kata Nyai " Berapa pun pendapatan suami, harus pinter mengaturnya,"
" Lha kalo kurang gimana Nyai," sahutku ngeyel
Kata Nyai " Pa sti ada lebihnya, dulu suami Nyai almarhum itu pedagang, kadang kalo lagi untung bawa duit banyak, kalo sepi yaa sedikit, tapi dapur kan musti tetep ngebul,"
" Terus Nyai.....," tanyaku mulai penasaran.
" Dulu tiap kali Nyai mo masak nasi, pasti Nyai sisihkan segenggam beras, terus taruh dikaleng. kalo sekiranya masih ada sisa nasi kemaren, sisihkan dua sampai tiga genggam beras, terus seperti itu setiap hari, nanti kalo udah banyak beras itu dipakai buat makan, uang yang seharusnya buat beli beras dikumpulin , begitu terus,"
Nyai.... saya jadi gak bisa ngomong ngedengernya. kok bisa.....
" Yang namanya suami terkadang gak tahu tuh uang buat apa, yang penting dia makan, anak-anak makan, kalo gak punya duit buat modal dagang paling juga ngutang. Dan biasanya Nyai yang disuruh ngutang .Tapi Nyai gak mau , malu rasanya walo ngutangnya ke orang tua sendiri. Kalo udah begitu baru deh uang yang dikumpulin tadi Nyai keluarin dari dalam tanah, soalnya narohnya didalam toples terus ditimbun tanah."
Nyai sadarkah engkau kalo saat ini sebenernya Nyai bukan sekedar tukang urut tapi seorang konsultan keuangan ( sorry buat konsultan keuangan yang aseli.... gak maksud membandingkan).
Yup.... mungkin buat sebagian orang itu cuma obrolan iseng, tapi buat saya itu ILMU.... dari kearifan seseorang yang tidak pernah saya sangka. Alhamdulillah saya diingatkan lagi untuk jadi istri yang selalu bersyukur, berapapun rezeki yang didapat dari suami. Putar otak bagaimana mengaturnya, dan yang pasti tanamkan rasa malu untuk berhutang kalo hanya untuk membeli barang yang bersifat sekunder dan gak penting ( kalo rumah dan mobil bolehhh donk....hehehe),Rajin menabung untuk hari esok.
Tak disangka Ilmu didapat dari seseorang yang tak disangka. Thanks ya Nyai semoga bermanfaat nih ilmunya......
Wednesday, December 28, 2011
Tuesday, December 20, 2011
Sudahkah saya menjadi guru yang inspiratif ?
Rapat evaluasi hasil belajar yang diadakan setelah proses ujian dan sebelum pembagian hasil belajar, selalu menyisakan tanda tanya di benak saya.
Sebenarnya apakah hasil belajar itu hanya bisa dilihat dari nilai siswa yang tertera dikertas ujian, tugas dan sebagainya. Teringat masa -masa belajar dulu, yaa kita pasti akan berkata saya pernah belajar materi tersebut.... tapi masih ingatkah kita dengan materi tersebut. Sekedar hanya ingat nama mata pelajarannya tapi tidak ingat apa isinya ....( itu pengalaman saya). Saat itu kita kompeten dan mampu menguasai materi tersebut tapi saat ini apakah kita masih kompeten?
Nilai siswa yang kurang memuaskan, biasanya guru mengantisipasi dengan proses remedial. Lalu setelah remedial ternyata nilainya masih kurang juga......... sampai akhirnya guru dan siswa sama sama frustasi. Siapa yang salah, siswanya atau gurunya? .... saya rasa tidak ada yang salah, saat keduanya sudah berusaha, mungkin materinya yang perlu disalahkan... hehehe mulai ngawur.
Suatu saat ada siswa yang bertanya kesaya " Bagaimana sih caranya supaya bisa menghafal nama tanaman dengan bahasa latinnya dengan mudah"
Saya katakan" Selama kamu anggap materi itu tidak penting untuk hidup kamu, cuma sekedar hafalan, selama itu pula kamu kesusahan menghafalnya"
Prok...prok... tepuk tangan, bagus khan jawaban saya hehehe narsisnya ibu ini.
Tapi bener khan, coba deh inget waktu zaman dahulu kala, saat menjadi remaja masa itu... kesannya sekarang udah manula banget...
Saat mulai suka dengan seseorang, saat bergerilya mencari nomor telepon si dia, alamat, tanggal lahir...dsb. Begitu banyaknya informasi tentang DIA, dia , dia ( afgan banget), langsung bisa keinget, apa yang menyebabkan itu semua.... Power of love...ups Lebayyy.
Yang pasti saat itu kita mengkondisikan bahwa hal itu penting sehingga semua kekuatan untuk mengingatnya dikerahkan dengan segenap daya dan upaya.....
Nah... dapatkah saya sebagai seorang guru menciptakan kondisi tersebut. Membuat siswa selalu merasa bahwa ilmu tersebut penting untuk hidupnya. Pekerjaan rumah yang cukup sulit neeh...
Saya pernah baca artikel yang dibuat oleh Reynald Kasali dan kalimat itu sungguh mengesankan, kalo gak salah inget intinya begini, Sebagai seorang guru kita harus mampu membuat siswa belajar tanpa seorang guru...., setuju..setuju, belajar adalah proses yang tidak pernah berhenti.
Menjadi guru harus bisa menginspirasi siswanya untuk melakukan sesuatu yang lebih baik, bukan membuat siswa takut dan menghindarinya. Setiap guru memiliki keinginan yang sama yaitu membuat siswanya lebih baik, lebih pintar..... cuma caranya yang berbeda- beda.Mengajarlah dengan hati, agar keinginan tersebut mudah tersampaikan ke siswa kita.
Sudahkah saya menjadi guru yang inspiratif?
Sebenarnya apakah hasil belajar itu hanya bisa dilihat dari nilai siswa yang tertera dikertas ujian, tugas dan sebagainya. Teringat masa -masa belajar dulu, yaa kita pasti akan berkata saya pernah belajar materi tersebut.... tapi masih ingatkah kita dengan materi tersebut. Sekedar hanya ingat nama mata pelajarannya tapi tidak ingat apa isinya ....( itu pengalaman saya). Saat itu kita kompeten dan mampu menguasai materi tersebut tapi saat ini apakah kita masih kompeten?
Nilai siswa yang kurang memuaskan, biasanya guru mengantisipasi dengan proses remedial. Lalu setelah remedial ternyata nilainya masih kurang juga......... sampai akhirnya guru dan siswa sama sama frustasi. Siapa yang salah, siswanya atau gurunya? .... saya rasa tidak ada yang salah, saat keduanya sudah berusaha, mungkin materinya yang perlu disalahkan... hehehe mulai ngawur.
Suatu saat ada siswa yang bertanya kesaya " Bagaimana sih caranya supaya bisa menghafal nama tanaman dengan bahasa latinnya dengan mudah"
Saya katakan" Selama kamu anggap materi itu tidak penting untuk hidup kamu, cuma sekedar hafalan, selama itu pula kamu kesusahan menghafalnya"
Prok...prok... tepuk tangan, bagus khan jawaban saya hehehe narsisnya ibu ini.
Tapi bener khan, coba deh inget waktu zaman dahulu kala, saat menjadi remaja masa itu... kesannya sekarang udah manula banget...
Saat mulai suka dengan seseorang, saat bergerilya mencari nomor telepon si dia, alamat, tanggal lahir...dsb. Begitu banyaknya informasi tentang DIA, dia , dia ( afgan banget), langsung bisa keinget, apa yang menyebabkan itu semua.... Power of love...ups Lebayyy.
Yang pasti saat itu kita mengkondisikan bahwa hal itu penting sehingga semua kekuatan untuk mengingatnya dikerahkan dengan segenap daya dan upaya.....
Nah... dapatkah saya sebagai seorang guru menciptakan kondisi tersebut. Membuat siswa selalu merasa bahwa ilmu tersebut penting untuk hidupnya. Pekerjaan rumah yang cukup sulit neeh...
Saya pernah baca artikel yang dibuat oleh Reynald Kasali dan kalimat itu sungguh mengesankan, kalo gak salah inget intinya begini, Sebagai seorang guru kita harus mampu membuat siswa belajar tanpa seorang guru...., setuju..setuju, belajar adalah proses yang tidak pernah berhenti.
Menjadi guru harus bisa menginspirasi siswanya untuk melakukan sesuatu yang lebih baik, bukan membuat siswa takut dan menghindarinya. Setiap guru memiliki keinginan yang sama yaitu membuat siswanya lebih baik, lebih pintar..... cuma caranya yang berbeda- beda.Mengajarlah dengan hati, agar keinginan tersebut mudah tersampaikan ke siswa kita.
Sudahkah saya menjadi guru yang inspiratif?
Saturday, December 17, 2011
anak- anak luar biasa
alhamdulilah Rafi Aldera baru saja selesai ujian akhir semester 1, dan Alhamdulillah nilainya pun bagus.
Yang mengejutkan sebenarnya adalah ketika melihat soalnya..............35 soal terdiri dari pilihan ganda dan essay. Lho kok mengejutkan membuat kaget dan surprised... biasa aja kaleee yang namanya ujian pasti begitu. Tapii... Rafi itu baru kelas 1 SD, sodara- sodara.... perasaan duluuu waktu saya SD gak sebanyak itu............ Zaman kapan...bu SDnya. Yang saya tanya cuma " Rafi kamu pusing gak?" sambil mengelus kepalanya.
Yang ditanya pastinya langsung manja gitu dwehhh.... " pusiiiiig,"
Ya Allah saya hanya berharap semua itu tidak membuat Rafi tertekan. Memang sih.. Rafi kelihatannya biasa aja, mungkin saya aja yang terlalu khawatir. Abis gimana nggak.... secara saya juga seorang GURU.... wihh sombong amat bu.... Apa iya sih anak kecil sekarang harus dijejalkan materi sedemikian banyak. Kalo menurut saya saat ini yang dibutuhkan dimasa sekarang bukan Orang sejenius Einstein tapi seseorang yang punya ketahanan mental, behaviour yang excelent, IQ dan EQ yang seimbang, dan nilai agama yang kokoh sebagai benteng pertahanan.
Saya tidak menyalahkan kok kalo ada orangtua yang memberikan berbagai jenis les pada seorang anak karena saya yakin tujuannya pasti agar anak jadi lebih baik, tapi Please ... deh jangan buat Gengsi semata. Maksud lo ? Terkadang orang tua lupa termasuk saya nih, bangga luar biasa ketika mampu menyekolahkan di tempat mahal, kursus dimana- mana......eits ingat... kalo yang menjalani itu semua adalah anak- anak kita bukan kita lho sebagai orang dewasa, anak -anak itu masih berkembang masih bisa tumbuh besar keatas, gak kayak kita yang membesar kesamping hehehe. Insya allah masih banyak waktu untuk mengembangkan diri. Jangan jadikan ambisi dan obsesi kita ada dipundak mereka. Nyatut kata bunda Nova.... Jangan kita membebankan ambisi, keinginan dan harapan kita dipundak anak-anak kita. Kok bisa.... contoh sederhana ketika anak-anak ujian siapa yang jadi stress pasti orang tuanya, termasuk saya. Lho wajar khan pasti kita ingin anak mendapat nilai bagus juara dikelas, tanpa sadar kita menggunakan cara cara yang tidak manusiawi ,lho kok..... jujur pasti kalo udah gemes yang keluar bukan suara lemah lembut lagi tapi suara satpam pasar yang sedang neriakin copet dipasar.. hehe gak segitunya kaleee.
Yuuup..... pemikiran saya mungkin naif, tapi saya hanya ingin anak saya pintar dan bahagia, menjadi anak yang selalu haus ilmu, senang belajar, dan juga kreatif. Masa kecil saya sangat bahagia dan saya mau itu juga yang dialami belahan jiwaku Rafi dan Zefira. "Rafi walo rafi tidak menjadi rangking satu, rangking dua juga gak papa kok...hehe... becanda kok, "Apapun hasilnya Rafi sudah bekerja keras, Mama bangga sekali.... I'm proud with you
Rafi dan Zefira anak - anakku yang luar biasa
Jangan dijadikan mereka anak- anak yang biasa saja.
Mama dan Ayah love you....
Yang mengejutkan sebenarnya adalah ketika melihat soalnya..............35 soal terdiri dari pilihan ganda dan essay. Lho kok mengejutkan membuat kaget dan surprised... biasa aja kaleee yang namanya ujian pasti begitu. Tapii... Rafi itu baru kelas 1 SD, sodara- sodara.... perasaan duluuu waktu saya SD gak sebanyak itu............ Zaman kapan...bu SDnya. Yang saya tanya cuma " Rafi kamu pusing gak?" sambil mengelus kepalanya.
Yang ditanya pastinya langsung manja gitu dwehhh.... " pusiiiiig,"
Ya Allah saya hanya berharap semua itu tidak membuat Rafi tertekan. Memang sih.. Rafi kelihatannya biasa aja, mungkin saya aja yang terlalu khawatir. Abis gimana nggak.... secara saya juga seorang GURU.... wihh sombong amat bu.... Apa iya sih anak kecil sekarang harus dijejalkan materi sedemikian banyak. Kalo menurut saya saat ini yang dibutuhkan dimasa sekarang bukan Orang sejenius Einstein tapi seseorang yang punya ketahanan mental, behaviour yang excelent, IQ dan EQ yang seimbang, dan nilai agama yang kokoh sebagai benteng pertahanan.
Saya tidak menyalahkan kok kalo ada orangtua yang memberikan berbagai jenis les pada seorang anak karena saya yakin tujuannya pasti agar anak jadi lebih baik, tapi Please ... deh jangan buat Gengsi semata. Maksud lo ? Terkadang orang tua lupa termasuk saya nih, bangga luar biasa ketika mampu menyekolahkan di tempat mahal, kursus dimana- mana......eits ingat... kalo yang menjalani itu semua adalah anak- anak kita bukan kita lho sebagai orang dewasa, anak -anak itu masih berkembang masih bisa tumbuh besar keatas, gak kayak kita yang membesar kesamping hehehe. Insya allah masih banyak waktu untuk mengembangkan diri. Jangan jadikan ambisi dan obsesi kita ada dipundak mereka. Nyatut kata bunda Nova.... Jangan kita membebankan ambisi, keinginan dan harapan kita dipundak anak-anak kita. Kok bisa.... contoh sederhana ketika anak-anak ujian siapa yang jadi stress pasti orang tuanya, termasuk saya. Lho wajar khan pasti kita ingin anak mendapat nilai bagus juara dikelas, tanpa sadar kita menggunakan cara cara yang tidak manusiawi ,lho kok..... jujur pasti kalo udah gemes yang keluar bukan suara lemah lembut lagi tapi suara satpam pasar yang sedang neriakin copet dipasar.. hehe gak segitunya kaleee.
Yuuup..... pemikiran saya mungkin naif, tapi saya hanya ingin anak saya pintar dan bahagia, menjadi anak yang selalu haus ilmu, senang belajar, dan juga kreatif. Masa kecil saya sangat bahagia dan saya mau itu juga yang dialami belahan jiwaku Rafi dan Zefira. "Rafi walo rafi tidak menjadi rangking satu, rangking dua juga gak papa kok...hehe... becanda kok, "Apapun hasilnya Rafi sudah bekerja keras, Mama bangga sekali.... I'm proud with you
Rafi dan Zefira anak - anakku yang luar biasa
Jangan dijadikan mereka anak- anak yang biasa saja.
Mama dan Ayah love you....
Friday, December 9, 2011
life is a choice
You are the only one who can decide your life. You want to be good
or you want to be bad. You have to believe Allah SWT always gives the best
for your life. You can't deny that. All decisions are followed with the consequence
and when you decide something wrong you have to face the consequence.
or you want to be bad. You have to believe Allah SWT always gives the best
for your life. You can't deny that. All decisions are followed with the consequence
and when you decide something wrong you have to face the consequence.
Subscribe to:
Posts (Atom)