Rapat evaluasi hasil belajar yang diadakan setelah proses ujian dan sebelum pembagian hasil belajar, selalu menyisakan tanda tanya di benak saya.
Sebenarnya apakah hasil belajar itu hanya bisa dilihat dari nilai siswa yang tertera dikertas ujian, tugas dan sebagainya. Teringat masa -masa belajar dulu, yaa kita pasti akan berkata saya pernah belajar materi tersebut.... tapi masih ingatkah kita dengan materi tersebut. Sekedar hanya ingat nama mata pelajarannya tapi tidak ingat apa isinya ....( itu pengalaman saya). Saat itu kita kompeten dan mampu menguasai materi tersebut tapi saat ini apakah kita masih kompeten?
Nilai siswa yang kurang memuaskan, biasanya guru mengantisipasi dengan proses remedial. Lalu setelah remedial ternyata nilainya masih kurang juga......... sampai akhirnya guru dan siswa sama sama frustasi. Siapa yang salah, siswanya atau gurunya? .... saya rasa tidak ada yang salah, saat keduanya sudah berusaha, mungkin materinya yang perlu disalahkan... hehehe mulai ngawur.
Suatu saat ada siswa yang bertanya kesaya " Bagaimana sih caranya supaya bisa menghafal nama tanaman dengan bahasa latinnya dengan mudah"
Saya katakan" Selama kamu anggap materi itu tidak penting untuk hidup kamu, cuma sekedar hafalan, selama itu pula kamu kesusahan menghafalnya"
Prok...prok... tepuk tangan, bagus khan jawaban saya hehehe narsisnya ibu ini.
Tapi bener khan, coba deh inget waktu zaman dahulu kala, saat menjadi remaja masa itu... kesannya sekarang udah manula banget...
Saat mulai suka dengan seseorang, saat bergerilya mencari nomor telepon si dia, alamat, tanggal lahir...dsb. Begitu banyaknya informasi tentang DIA, dia , dia ( afgan banget), langsung bisa keinget, apa yang menyebabkan itu semua.... Power of love...ups Lebayyy.
Yang pasti saat itu kita mengkondisikan bahwa hal itu penting sehingga semua kekuatan untuk mengingatnya dikerahkan dengan segenap daya dan upaya.....
Nah... dapatkah saya sebagai seorang guru menciptakan kondisi tersebut. Membuat siswa selalu merasa bahwa ilmu tersebut penting untuk hidupnya. Pekerjaan rumah yang cukup sulit neeh...
Saya pernah baca artikel yang dibuat oleh Reynald Kasali dan kalimat itu sungguh mengesankan, kalo gak salah inget intinya begini, Sebagai seorang guru kita harus mampu membuat siswa belajar tanpa seorang guru...., setuju..setuju, belajar adalah proses yang tidak pernah berhenti.
Menjadi guru harus bisa menginspirasi siswanya untuk melakukan sesuatu yang lebih baik, bukan membuat siswa takut dan menghindarinya. Setiap guru memiliki keinginan yang sama yaitu membuat siswanya lebih baik, lebih pintar..... cuma caranya yang berbeda- beda.Mengajarlah dengan hati, agar keinginan tersebut mudah tersampaikan ke siswa kita.
Sudahkah saya menjadi guru yang inspiratif?
waw, miss erma postingannya menginspirasi banget ;)
ReplyDelete